[1] Prolog Prof. Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq

Kisah pertentangan antara benar dan salah, baik dan buruk merupakan persoalan klasik yang telah terjadi sejak pertama kali manusia menghuni planet bumi.  Kenyataan itu akan selalu berkesinambungan selama manusia masih eksis di dunia ini.

Di awal munculnya, Islam terlibat dalam perlawanan menghadapi kebatilan, yang dengan segenap upaya mengaburkan kebenaran agama Islam.

Diantara perbedaan tidak wajar bahwa Islam –yang dijadikan sebagai agama paripurna dan akhir dari sebuah rangkaian interaksi antara langit dan bumi— pada periode awal kedatangannya bersinggungan dengan berbagai serangan, hasutan, dan upaya mendiskreditkan doktrin dan ajarannya hingga sekarang.

Bentuk ketidakwajaran lain tergambarkan bahwa Islam –dalam kedatangannya menegaskan sebagai agama paripurna bagi segenap manusia di bumi ini— tidak mengingkari nabi-nabi sebelumnya, kitab-kitab suci yang diturunkan kepada mereka, dan juga tidak melakukan paksaan kepada siapapun penganut agama samawi untuk memeluk agama Islam. Bukan hanya sebatas ketidakingkaran, Islam juga menjadikan iman kepada semua nabi-nabi Allah dan kitab-kitab suci yang diturunkan kepada mereka sebagai unsur paling mendasar, yaitu akidah, di mana tidaklah diterima keimanan tanpanya. Dari fakta toleransi ini mengenai agama-agama sebelumnya seudah sepantasnya Islam menerima sikap toleran serupa, agar meminimalisir jumlah Islam fobia.

Akan tetapi yang terjadi justeru sebaliknya. Kita mendapati Islam, sepanjang perjalanannya, bergesekan dengan berbagai upaya perusakan dari berbagai aspek. Saat ini tidak ada agama dari beberapa agama yang mengalami pergesekan sebagaimana dialami Islam dalam media internasional, semisal seriusnya kezaliman dan tuduhan-tuduhan palsu.

Ini menunjukkan kepada kita adanya ketidaktahuan di sana dan buruknya pemahaman doktrin agama Islam, entah itu disengaja maupun tidak. Di sana mencampuradukkan antara Islam sebagai agama dengan prilaku bodoh sebagian muslim atas nama agama, padahal Islam lepas dari prilaku ini. Untuk menggambarkan itu mereka mengerahkan segala usaha bertujuan menjelaskan potret Islam sesungguhnya kemudian menyebarkan seluas-luasnya.

Fakta itu menjelaskan kepada kita bahwa bentuk kecurigaan yang diciptakan oleh kontra Islam ini dari awal munculnya hingga sekarang adalah kecurigaan yang berulang-ulang, tidak ada perbedaan antara satu dan yang lainnya, kecuali hanya bentuk dan cara menghadirkannya dengan corak ilmiah saja. Banyak intelektual Muslim –di berbagai masa—mencoba menjelaskan kecurigaan-kecurigaan ini dengan berbagai pendekatan dan metode yang diyakini paling tepat untuk menjelaskannya.

Kami tidak mengurangi para pendahulu dalam persoalan ini, dan kami juga tidak mengklaim akan memberikan penjelasan yang belum dijelaskan mereka terkait isu ini. Akan tetapi kami berharap buku ini menjelaskan secara fokus atas kecurigaan-kecurigaan yang mengganggu , dan berulang-ulang sekarang ini, terlebih di masa menjangkitnya ilmu pengetahuan, komunikasi dan seiring merebaknya komunikasi internasional melalui internet.

Beberapa tahun terakhir buku ini telah dicetak berulang-ulang oleh Majlis A’la li Syu`un al-Islamiyyah. Agar lebih bermanfaat, buku ini juga telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, semisal Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Kazakh, Thailand,  seperti telah disebarkan melalui situs resmi Manjlis A’la li Syu`un al-Islamiyyah.

Kami berharap, buku berukuran kecil ini dapat ikut ambil bagian menjelaskan potret Islam sebenarnya dan menghilangkan keraguan dari buruknya memahami doktrin Islam.

Prof. Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq.


Note: Serial buku Haqâiqu Islâmiyyatin Fî Muwâjahati Hamalâti al-Tasykîki

No comments:

Post a Comment